Ribka Tjiptaning Dilaporkan, Politikus PDI-P Angkat Suara

Pernyataan anggota DPR RI dari Fraksi PDI Perjuangan, Ribka Tjiptaning, soal sosok almarhum Presiden Soeharto menuai kontroversi.
Ucapan yang disampaikan dalam sebuah forum terbuka itu kini berbuntut panjang setelah sejumlah pihak melaporkannya ke kepolisian.

Awal Mula Kontroversi

Kasus ini bermula dari video yang menampilkan Ribka tengah berbicara mengenai era kepemimpinan Soeharto.
Dalam pernyataannya, ia menyebut beberapa aspek positif dan negatif masa tersebut secara terbuka, yang kemudian ditafsirkan beragam oleh publik.

Tak berselang lama, beberapa kelompok masyarakat menilai ucapannya berpotensi menyinggung pihak tertentu, bahkan dianggap melanggar etika politik.
Laporan resmi pun dilayangkan ke pihak berwajib untuk menindaklanjuti dugaan pelanggaran tersebut.

Dukungan dari Rekan Satu Partai

Sejumlah politikus PDI Perjuangan langsung angkat suara membela Ribka.
Mereka menilai pernyataan itu harus dipahami dalam konteks diskusi politik yang lebih luas, bukan sebagai bentuk penghinaan atau kebencian.
Salah satu anggota DPR dari PDI-P menyebut bahwa Ribka dikenal sebagai sosok yang lantang namun jujur dalam menyuarakan pandangan politiknya.

“Bu Ribka itu berbicara dari perspektif sejarah dan pengalaman pribadi. Tidak ada niat menyinggung siapa pun,” ujar salah satu kolega separtainya di Senayan.

Respons Publik dan Pengamat Politik

Publik pun terbelah dalam menyikapi polemik ini.
Sebagian menganggap laporan terhadap Ribka sebagai bentuk pembungkaman terhadap kebebasan berpendapat, sementara yang lain menilai tokoh publik harus lebih berhati-hati dalam menyampaikan pandangan terkait masa lalu politik Indonesia.

Pengamat politik menilai kasus ini mencerminkan betapa sensitifnya isu sejarah di tengah situasi politik yang tengah memanas.
“Setiap pernyataan tokoh politik akan selalu ditarik ke ranah kepentingan,” ujar seorang analis dari lembaga riset politik nasional.

Sikap Ribka Tjiptaning

Menanggapi laporan yang dialamatkan kepadanya, Ribka Tjiptaning memilih bersikap tenang.
Ia menyatakan siap menghadapi proses hukum apabila memang diperlukan dan menegaskan tidak ada niat buruk dalam pernyataannya.
“Saya bicara apa adanya, tidak untuk menyinggung siapa pun,” ucap Ribka saat ditemui di Kompleks Parlemen.

Hingga kini, kasus tersebut masih dalam tahap awal pemeriksaan dan belum ada keputusan lebih lanjut dari pihak kepolisian.
Meski demikian, peristiwa ini kembali mengingatkan publik bahwa ucapan politisi di ruang publik selalu memiliki dampak luas — baik secara politik maupun sosial.