beritaterkini.id – Gondongan adalah infeksi virus yang menyerang kelenjar parotis, yaitu kelenjar air liur yang terletak di bagian bawah telinga. Penyakit ini dapat dialami oleh siapa saja, meskipun lebih sering terjadi pada anak-anak. Gondongan dapat menyebabkan gejala yang cukup mengganggu dan berpotensi menimbulkan komplikasi jika tidak segera ditangani. Artikel ini akan membahas ciri-ciri gondongan, penyebabnya, serta cara penanganannya.
Ciri-Ciri Gondongan
Gejala gondongan biasanya muncul antara 14 hingga 25 hari setelah seseorang terpapar virus penyebabnya. Beberapa ciri khas gondongan yang perlu diperhatikan antara lain:
- Pembengkakan di sekitar telinga: Pembengkakan yang terjadi pada kelenjar parotis akan membuat pipi atau bagian bawah telinga terlihat bengkak dan membesar. Kondisi ini bisa terjadi pada salah satu sisi wajah atau kedua sisi sekaligus.
- Rasa sakit atau nyeri: Pembengkakan pada kelenjar air liur ini sering disertai dengan rasa sakit yang tajam, terutama saat mengunyah atau menelan makanan.
- Demam: Penderita gondongan sering mengalami demam ringan hingga sedang, yang disertai dengan menggigil atau tubuh merasa lemah.
- Sakit kepala dan nyeri otot: Gejala lain yang sering muncul adalah sakit kepala dan rasa pegal atau nyeri pada otot tubuh.
- Mulut kering: Karena gangguan pada kelenjar air liur, penderita gondongan sering merasa mulutnya kering atau sulit untuk menelan.
- Penurunan nafsu makan: Rasa tidak nyaman pada mulut dan tenggorokan dapat menyebabkan penderita kehilangan nafsu makan.
Penyebab Gondongan
Penyebab utama gondongan adalah infeksi virus Mumps yang termasuk dalam keluarga paramyxovirus. Virus ini dapat menyebar melalui droplet atau percikan ludah yang keluar saat penderita batuk, bersin, atau berbicara. Selain itu, gondongan juga dapat menular melalui kontak langsung dengan air liur atau benda yang terkontaminasi virus.
Beberapa faktor yang meningkatkan risiko seseorang terkena gondongan antara lain:
- Belum mendapat vaksinasi MMR: Vaksin MMR (Measles, Mumps, Rubella) dapat melindungi tubuh dari infeksi gondongan. Anak-anak yang tidak mendapatkan vaksinasi MMR lebih berisiko tertular virus ini.
- Berada di lingkungan yang padat: Infeksi gondongan lebih mudah menyebar di lingkungan yang ramai, seperti sekolah atau tempat penitipan anak.
- Kondisi sistem imun yang lemah: Penderita dengan sistem kekebalan tubuh yang lemah, seperti mereka yang mengidap HIV/AIDS atau yang sedang menjalani pengobatan tertentu, lebih rentan terhadap infeksi gondongan.
Penanganan Gondongan
Meskipun gondongan biasanya akan sembuh dengan sendirinya dalam waktu 7 hingga 10 hari, penanganan yang tepat sangat penting untuk meringankan gejala dan mempercepat pemulihan. Berikut beberapa langkah yang dapat diambil untuk menangani gondongan:
- Istirahat yang cukup: Penderita gondongan disarankan untuk banyak beristirahat agar tubuh dapat melawan infeksi dengan lebih baik.
- Kompres hangat atau dingin: Untuk mengurangi pembengkakan dan rasa sakit, penderita dapat menggunakan kompres hangat atau dingin pada bagian yang bengkak.
- Konsumsi cairan dan makanan lunak: Minum banyak air dan mengonsumsi makanan lunak dapat membantu meringankan rasa sakit saat menelan.
- Pengobatan untuk demam dan nyeri: Obat penurun demam, seperti parasetamol, bisa membantu mengurangi demam dan nyeri yang timbul akibat gondongan. Pastikan mengikuti dosis yang dianjurkan oleh dokter.
- Isolasi penderita: Agar mencegah penularan kepada orang lain, penderita gondongan disarankan untuk tidak berinteraksi dengan orang lain dalam jangka waktu 5 hingga 9 hari setelah pembengkakan muncul.
Pencegahan Gondongan
Pencegahan gondongan dapat dilakukan dengan vaksinasi. Vaksin MMR yang diberikan pada anak-anak dapat mencegah infeksi gondongan, campak, dan rubela. Selain itu, penting juga untuk mengajarkan anak-anak tentang kebersihan diri, seperti mencuci tangan dengan sabun secara rutin dan menghindari kontak langsung dengan orang yang sedang sakit.
Secara keseluruhan, gondongan adalah penyakit yang bisa sembuh dengan sendirinya, namun penanganan yang tepat dapat meringankan gejala dan mencegah komplikasi. Jika gejala semakin parah atau tidak membaik dalam beberapa hari, segeralah berkonsultasi dengan dokter untuk mendapatkan perawatan lebih lanjut.