Lumenus.id – Serangan drone mengguncang Port Sudan pada awal Mei 2025, mengakibatkan ledakan keras yang mengoyak kawasan pelabuhan dan menambah ketegangan konflik bersenjata yang telah melanda negara tersebut selama lebih dari satu tahun. Port Sudan, yang sebelumnya dianggap sebagai zona aman relatif dari perang antara Angkatan Bersenjata Sudan (SAF) dan Pasukan Pendukung Cepat (RSF), kini turut menjadi target kekerasan.
Port Sudan Tak Lagi Jadi Tempat Aman
Port Sudan adalah pelabuhan utama di Laut Merah dan telah menjadi pusat logistik penting serta tempat berpindahnya sejumlah fungsi pemerintahan sejak Khartoum jatuh dalam kekacauan. Namun, dini hari waktu setempat, dentuman keras terdengar dari kawasan pelabuhan setelah satu atau lebih drone menyerang wilayah itu.
Ledakan tersebut memicu kepanikan luas, dengan warga dan pekerja pelabuhan berhamburan menyelamatkan diri. Gumpalan asap hitam membubung tinggi di langit Port Sudan, dan kaca-kaca bangunan pecah akibat gelombang kejut dari ledakan. Aktivitas pelabuhan dihentikan seketika, dan aparat keamanan langsung melakukan penjagaan ketat.
Korban Luka dan Kerusakan Infrastruktur
Menurut laporan sementara otoritas setempat, sedikitnya lima orang mengalami luka-luka. Dua di antaranya adalah pekerja pelabuhan yang tengah bertugas, sementara sisanya warga sipil yang berada tidak jauh dari lokasi serangan. Fasilitas logistik, termasuk gudang kontainer dan kendaraan operasional, dilaporkan mengalami kerusakan berat.
Tim medis dan aparat keamanan segera dikerahkan ke lokasi. Upaya evakuasi dilakukan di tengah kekhawatiran akan kemungkinan serangan susulan. Pemerintah daerah juga mengevakuasi sebagian warga yang tinggal di sekitar pelabuhan untuk mencegah risiko lanjutan.
Belum Ada Pihak Mengklaim, Ketegangan Meningkat
Hingga saat ini, belum ada kelompok yang secara resmi mengklaim bertanggung jawab atas serangan tersebut. Namun, analis keamanan menduga keterlibatan kelompok bersenjata yang selama ini terlibat dalam konflik internal Sudan. Beberapa pihak bahkan menilai bahwa RSF atau faksi militan baru bisa saja menjadi dalang serangan, dengan tujuan mengganggu kendali pemerintah atas kawasan strategis di timur.
Situasi ini menunjukkan bahwa konflik yang awalnya terpusat di ibu kota dan wilayah barat kini mulai menjalar ke wilayah yang sebelumnya relatif stabil. Port Sudan tidak hanya penting secara ekonomi, tetapi juga secara geopolitik, karena menghubungkan Sudan dengan jalur perdagangan Laut Merah.
Reaksi Pemerintah dan Dunia Internasional
Pemerintah Sudan mengutuk serangan tersebut dan menyebutnya sebagai “upaya sistematis untuk menghancurkan stabilitas nasional.” Pasukan bersenjata Sudan menyatakan akan memperketat pengamanan dan memperluas jangkauan sistem pertahanan udara di kawasan timur. Investigasi intensif juga telah dimulai untuk menelusuri asal dan rute drone yang digunakan.
Reaksi internasional pun bermunculan. PBB, Uni Afrika, dan berbagai organisasi kemanusiaan menyuarakan keprihatinan terhadap eskalasi konflik. Negara-negara tetangga seperti Mesir dan Arab Saudi turut menyatakan kesiapsiagaan, mengingat pentingnya Port Sudan bagi perdagangan regional.
Dampak Ekonomi dan Kemanusiaan
Serangan ini dikhawatirkan akan memperburuk kondisi kemanusiaan yang sudah kritis. Port Sudan merupakan pintu masuk utama bantuan internasional, termasuk pasokan makanan, obat-obatan, dan bahan bakar. Gangguan terhadap operasional pelabuhan akan berdampak langsung pada jutaan warga yang sudah terdampak konflik dan kelaparan.
Organisasi kemanusiaan melaporkan bahwa distribusi bantuan mulai terganggu. Beberapa pekerja lembaga internasional juga mengurangi aktivitas lapangan demi alasan keamanan. Krisis ini menambah panjang daftar tantangan kemanusiaan yang harus dihadapi Sudan dalam waktu dekat.
Penutup
Serangan drone yang menghantam Port Sudan menandai babak baru dalam konflik bersenjata yang berkepanjangan di negara itu. Dari sebuah zona aman, kini Port Sudan menjadi titik rawan yang menunjukkan bahwa perang telah menyebar lebih luas dan tidak mengenal batas wilayah. Dunia internasional harus bertindak lebih tegas dan cepat untuk mencegah kehancuran total yang mengancam rakyat Sudan.