beritaterkini.id – Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) pada hari ini, Selasa, 13 Februari 2025, dibuka menguat 0,23% di level 6.546,90. Kenaikan IHSG ini mencerminkan optimisme investor terhadap kinerja pasar saham Indonesia di awal pekan.

Faktor-faktor yang Mendorong Penguatan IHSG

Beberapa faktor yang dapat menjelaskan penguatan IHSG pagi ini antara lain adalah sentimen positif dari pasar saham global, serta data ekonomi domestik yang menunjukan pemulihan yang stabil. Pasar saham di sejumlah negara besar, termasuk Amerika Serikat dan Eropa, tercatat menguat pada perdagangan akhir pekan lalu.

Nilai tukar rupiah yang stabil terhadap dolar Amerika Serikat juga menjadi faktor penunjang yang turut meningkatkan minat investasi asing. Perkembangan sektor-sektor utama seperti industri manufaktur, perdagangan, dan komoditas semakin memperkuat optimisme pasar.

Sektor-sektor yang Memimpin Penguatan IHSG

Sektor yang menjadi pendorong utama penguatan IHSG hari ini di antaranya adalah sektor komoditas, properti, dan keuangan. Saham-saham perusahaan yang bergerak di bidang energi, seperti minyak dan gas, mengalami lonjakan harga karena permintaan global yang kembali meningkat.

Sektor properti juga mencatatkan penguatan seiring dengan meningkatnya permintaan rumah dan pembangunan infrastruktur yang semakin pesat di berbagai daerah di Indonesia. Adanya aliran investasi yang besar untuk mendukung proyek-proyek infrastruktur ini memicu kinerja positif bagi saham-saham emiten properti.

Sentimen Global yang Mempengaruhi IHSG

Sentimen global juga memainkan peran penting dalam gerak IHSG. Salah satu faktor eksternal yang mempengaruhi pasar saham Indonesia adalah kebijakan moneter Amerika Serikat. Proyeksi Federal Reserve terkait suku bunga yang tetap terjaga atau bahkan potensi pemangkasan suku bunga dapat memberikan dampak positif bagi pasar saham emerging markets, termasuk Indonesia.

Proyeksi IHSG Selanjutnya

Meskipun IHSG dibuka menguat di awal pekan, pasar saham Indonesia diperkirakan akan menghadapi tantangan ke depan seiring dengan potensi tekanan inflasi global dan ketidakpastian di pasar komoditas. Namun, dengan fundamental ekonomi Indonesia yang relatif kuat dan kebijakan pemerintah yang mendukung.

Similar Posts