Kisah Inspiratif Bangkit Usai Dua Kali PHK
Tidak semua orang siap menghadapi kenyataan pahit kehilangan pekerjaan. Terlebih jika hal itu terjadi lebih dari sekali. Namun, di balik pengalaman pahit tersebut, selalu ada pelajaran hidup yang bisa dipetik. Begitulah yang dialami oleh Raka, seorang pria berusia 32 tahun yang harus melalui dua kali pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam kurun waktu empat tahun. Daripada menyerah pada nasib, ia justru menjadikan pengalaman itu sebagai batu loncatan untuk membangun kembali hidup dan kariernya dari awal.
PHK Pertama: Terkejut dan Terpuruk
Raka mengalami PHK pertamanya pada tahun 2020 saat pandemi COVID-19 melanda. Perusahaan rintisan tempatnya bekerja mengalami kerugian besar dan memutuskan untuk merampingkan jumlah karyawan. Raka termasuk salah satu dari puluhan orang yang harus keluar tanpa banyak persiapan.
“Saya benar-benar kaget dan tidak siap. Saya merasa gagal,” kenangnya.
Ia butuh waktu beberapa bulan untuk menerima kenyataan itu. Sementara itu, tabungan perlahan menipis dan tekanan mental kian berat. Namun, perlahan ia mulai bangkit dan memutuskan untuk mengisi waktu dengan mengikuti berbagai pelatihan daring, terutama di bidang pemasaran digital dan keterampilan komunikasi.
Bangkit dan Dapat Kesempatan Kedua
Usaha kerasnya membuahkan hasil. Sekitar lima bulan kemudian, ia mendapat tawaran pekerjaan sebagai staf komunikasi di sebuah perusahaan e-commerce lokal. Raka kembali bersemangat dan berjanji akan bekerja lebih giat.
Namun, tak disangka, tiga tahun kemudian, ia kembali mengalami hal yang sama. Kali ini, perusahaan tempatnya bekerja melakukan penggabungan (merger) dengan perusahaan lain dan melakukan efisiensi besar-besaran.
Meski sempat terpukul, kali ini Raka tidak terlalu lama larut dalam kesedihan. Ia sudah belajar dari pengalaman pertamanya bahwa PHK bukan akhir dari segalanya.
Belajar Adaptif dan Multitalenta
Salah satu pelajaran besar yang ia petik adalah pentingnya menjadi pribadi yang adaptif dan punya banyak keterampilan. Selain memperdalam keahlian digital marketing, Raka juga belajar desain grafis dan videografi secara otodidak. Ia pun mulai menerima pekerjaan freelance sembari mencari pekerjaan tetap.
Tak hanya itu, ia juga mulai aktif di media sosial, membagikan kisah dan tips bertahan di tengah ketidakpastian kerja. Tak disangka, kontennya mendapat banyak respons positif dan membawanya menjadi pembicara di beberapa webinar tentang pengembangan diri dan karier.
Manajemen Keuangan Menjadi Kunci
Pengalaman PHK juga mengajarkan Raka pentingnya mengelola keuangan pribadi. Setelah bangkit dari PHK pertama, ia mulai menyisihkan dana darurat dan mengurangi gaya hidup konsumtif. Langkah ini sangat membantu saat ia terkena PHK kedua.
Menurutnya, orang yang memiliki tabungan dan perencanaan keuangan yang baik akan lebih tenang dalam menghadapi masa sulit.
Menemukan Makna Baru dalam Karier
Kini, Raka tidak lagi sepenuhnya menggantungkan hidup pada pekerjaan tetap. Ia mulai membangun jasa konsultasi pemasaran kecil-kecilan dan bertekad menjadikannya bisnis yang bisa tumbuh mandiri. Ia percaya bahwa di balik pengalaman pahit, ada jalan yang lebih baik selama kita bersedia belajar dan tidak menyerah.
Penutup
Kisah Raka menunjukkan bahwa meski PHK terasa seperti pukulan telak, hal itu bisa menjadi titik balik menuju kehidupan yang lebih matang dan terarah. Dua kali kehilangan pekerjaan justru membuatnya lebih kuat, adaptif, dan kreatif.Lumenus.id – Tidak semua orang siap menghadapi kenyataan pahit kehilangan pekerjaan. Terlebih jika hal itu terjadi lebih dari sekali. Namun, di balik pengalaman pahit tersebut, selalu ada pelajaran hidup yang bisa dipetik. Begitulah yang dialami oleh Raka, seorang pria berusia 32 tahun yang harus melalui dua kali pemutusan hubungan kerja (PHK) dalam kurun waktu empat tahun. Daripada menyerah pada nasib, ia justru menjadikan pengalaman itu sebagai batu loncatan untuk membangun kembali hidup dan kariernya dari awal.
PHK Pertama: Terkejut dan Terpuruk
Raka mengalami PHK pertamanya pada tahun 2020 saat pandemi COVID-19 melanda. Perusahaan rintisan tempatnya bekerja mengalami kerugian besar dan memutuskan untuk merampingkan jumlah karyawan. Raka termasuk salah satu dari puluhan orang yang harus keluar tanpa banyak persiapan.
“Saya benar-benar kaget dan tidak siap. Saya merasa gagal,” kenangnya.
Ia butuh waktu beberapa bulan untuk menerima kenyataan itu. Sementara itu, tabungan perlahan menipis dan tekanan mental kian berat. Namun, perlahan ia mulai bangkit dan memutuskan untuk mengisi waktu dengan mengikuti berbagai pelatihan daring, terutama di bidang pemasaran digital dan keterampilan komunikasi.
Bangkit dan Dapat Kesempatan Kedua
Usaha kerasnya membuahkan hasil. Sekitar lima bulan kemudian, ia mendapat tawaran pekerjaan sebagai staf komunikasi di sebuah perusahaan e-commerce lokal. Raka kembali bersemangat dan berjanji akan bekerja lebih giat.
Namun, tak disangka, tiga tahun kemudian, ia kembali mengalami hal yang sama. Kali ini, perusahaan tempatnya bekerja melakukan penggabungan (merger) dengan perusahaan lain dan melakukan efisiensi besar-besaran.
Meski sempat terpukul, kali ini Raka tidak terlalu lama larut dalam kesedihan. Ia sudah belajar dari pengalaman pertamanya bahwa PHK bukan akhir dari segalanya.
Belajar Adaptif dan Multitalenta
Salah satu pelajaran besar yang ia petik adalah pentingnya menjadi pribadi yang adaptif dan punya banyak keterampilan. Selain memperdalam keahlian digital marketing, Raka juga belajar desain grafis dan videografi secara otodidak. Ia pun mulai menerima pekerjaan freelance sembari mencari pekerjaan tetap.
Tak hanya itu, ia juga mulai aktif di media sosial, membagikan kisah dan tips bertahan di tengah ketidakpastian kerja. Tak disangka, kontennya mendapat banyak respons positif dan membawanya menjadi pembicara di beberapa webinar tentang pengembangan diri dan karier.
Manajemen Keuangan Menjadi Kunci
Pengalaman PHK juga mengajarkan Raka pentingnya mengelola keuangan pribadi. Setelah bangkit dari PHK pertama, ia mulai menyisihkan dana darurat dan mengurangi gaya hidup konsumtif. Langkah ini sangat membantu saat ia terkena PHK kedua.
Menurutnya, orang yang memiliki tabungan dan perencanaan keuangan yang baik akan lebih tenang dalam menghadapi masa sulit.
Menemukan Makna Baru dalam Karier
Kini, Raka tidak lagi sepenuhnya menggantungkan hidup pada pekerjaan tetap. Ia mulai membangun jasa konsultasi pemasaran kecil-kecilan dan bertekad menjadikannya bisnis yang bisa tumbuh mandiri. Ia percaya bahwa di balik pengalaman pahit, ada jalan yang lebih baik selama kita bersedia belajar dan tidak menyerah.
Penutup
Kisah Raka menunjukkan bahwa meski PHK terasa seperti pukulan telak, hal itu bisa menjadi titik balik menuju kehidupan yang lebih matang dan terarah. Dua kali kehilangan pekerjaan justru membuatnya lebih kuat, adaptif, dan kreatif.