beritaterkini.id – Beberapa tahun terakhir, fenomena “klakson telolet” sempat menjadi viral di kalangan anak muda Indonesia. Klakson telolet adalah suara klakson bus atau kendaraan besar yang dibuat dengan cara memodifikasi suara klakson standar, sehingga menghasilkan bunyi yang unik dan sering dianggap lucu atau menghibur. Tak jarang, fenomena ini membuat orang-orang, terutama anak-anak, berlari ke jalan hanya untuk mendengarkan suara klakson tersebut. Meskipun pada awalnya dianggap sebagai hiburan yang menyenangkan, fenomena ini ternyata membawa dampak buruk, baik dari segi keselamatan maupun etika berlalu lintas.
Fenomena Klakson Telolet
Klakson telolet pertama kali menjadi viral di media sosial sekitar tahun 2015, berkat video yang menunjukkan sekelompok anak-anak yang berteriak “Om telolet om!” ketika bus atau truk lewat, berharap bisa mendengarkan suara klakson yang diubah menjadi bunyi khas. Sejak saat itu, klakson telolet menjadi tren yang mengundang perhatian banyak orang. Bahkan beberapa bus dan sopir truk mulai memodifikasi klakson kendaraan mereka hanya untuk mengikuti tren ini.
Banyak orang melihat fenomena ini sebagai bentuk ekspresi kegembiraan dan kreativitas, terutama bagi anak-anak. Namun, di balik kesenangan tersebut, ada dampak negatif yang perlu diperhatikan.
Dampak Negatif Klakson Telolet
- Meningkatkan Risiko Kecelakaan
Salah satu dampak terbesar dari fenomena ini adalah risiko kecelakaan lalu lintas yang semakin tinggi. Banyak anak-anak atau remaja yang sengaja berdiri di pinggir jalan atau bahkan di jalan raya hanya untuk mendengarkan klakson telolet. Ini sangat berbahaya, karena kendaraan yang melintas, terutama bus dan truk, memiliki kecepatan tinggi dan sulit untuk berhenti secara mendadak. Kondisi ini meningkatkan kemungkinan terjadinya kecelakaan, baik bagi pengendara maupun pejalan kaki yang menyeberang jalan tanpa perhatian. - Mengganggu Pengemudi dan Lalu Lintas
Klakson telolet yang sengaja diperdengarkan secara berulang kali juga bisa mengganggu konsentrasi pengemudi kendaraan. Ketika pengemudi kendaraan besar, seperti bus atau truk, terus-menerus ditekan untuk membunyikan klakson mereka, mereka harus fokus lebih pada “penonton” ketimbang kondisi jalan. Hal ini tentu saja bisa memicu terjadinya kelalaian yang berpotensi menyebabkan kecelakaan. - Pelanggaran Etika Berlalu Lintas
Di sisi lain, fenomena klakson telolet juga dapat dianggap sebagai pelanggaran terhadap etika berlalu lintas. Klakson pada kendaraan umumnya digunakan sebagai alat untuk memberikan peringatan atau tanda bahaya. Namun, klakson sering digunakan hanya untuk hiburan semata, yang menyimpang dari fungsi aslinya. Hal ini menunjukkan adanya ketidakharmonisan dalam penggunaan fasilitas jalan raya dan bisa menimbulkan ketidaknyamanan bagi pengguna jalan lainnya.
Mengedukasi Masyarakat
Meskipun fenomena klakson telolet sangat populer, sudah saatnya kita mulai berpikir tentang keselamatan dan kenyamanan bersama. Pendidikan mengenai keselamatan berlalu lintas perlu diperkuat, khususnya di kalangan anak-anak yang lebih rentan untuk terpengaruh. Orang tua dan guru perlu mengajarkan kepada anak-anak bahwa meskipun klakson bisa terdengar menyenangkan, keselamatan harus menjadi prioritas utama. Selain itu, para sopir kendaraan besar juga diharapkan untuk lebih bijak dalam menggunakan klakson, dengan tidak menggunakannya secara berlebihan untuk tujuan hiburan.
Kesimpulan
Klakson mungkin bisa memberikan kegembiraan sesaat, namun dampak jangka panjangnya sangat berbahaya. Fenomena ini menunjukkan betapa pentingnya kita untuk mengedepankan keselamatan dan ketertiban di jalan raya. Hiburan yang melibatkan risiko kecelakaan tentu bukanlah pilihan yang bijak, dan sudah saatnya kita mencari cara lain untuk merayakan kreativitas tanpa harus mengorbankan keselamatan.